Foto : Maria Vania
Kawan dengarkanlah suara hatiku
Melihat kenyataan yang amat pilu
Perbedaan diantara banyaknya cinta
Yang seharusnya tidak jadi masalah juga
Coba kau pikir lebih dalam
Coba kau bayangkan lebih jauh
Sudah cukup banyak peristiwa kelam
Membuat pikiran kita semakin keruh
Hanya karena perbedaan keyakinan
Turun ke jalan membuat kekacauan
Sebab mereka tidak mau berteman dengan yang tidak seiman
Walau pun seiman kadang lebih jahat daripada bajingan
Haus kekuasaan dan haus jabatan
Itulah manusia yang penuh kegilaan
Sampai-sampai keyakinan jadi barang dagangan
Dijual murah asal dapat jabatan menjanjikan
Mengapa kita dipisah oleh jurang yang dalam
Antara mayoritas dan minoritas
Mengapa kita digariskan melewati masa yang suram
Antara identitas dan individualitas
Negeriku sedang jatuh sakit
Negeriku sedang lalui masa sulit
Di balik putihnya sorban dan jubah itu
Terdapat mimpi persatuan yang semu
Keyakinan dikorbankan demi nafsu pribadi
Bukankah Yang Maha Kuasa akan murka
Melihat hambaNya jadi pendusta nurani
Hanya karena ingin semata-mata berkuasa
Ku dengar suara sumbang menggema
Diantara lautan kesunyian dalam jiwa
Terlihat noda-noda yang najis penuh luka
Itulah orang-orang dungu tapi bermuka dua
0 Response to "Puisi : Jurang Pemisah"
Post a Comment