Puisi : Wabah

Air hujan turun ke pemukiman
Banjir menggenang damainya kehidupan
Wabah penyakit datang silih berganti
Menggerogoti jiwa tanpa henti

Bencana melanda seakan jadi tamparan
Namun manusia malah perduli setan
Nyawa melayang akibat wabah dimana-mana
Cerita kelabu berbalut kain nestapa

Awan mendung menutupi sinar mentari
Bumi menangis tersiksa oleh manusia sendiri
Lalat-lalat hijau menciumi kulit yang terluka
Aroma busuk nan tengik melayang di angkasa

Rasa sakit tiada mampu terobati
Uluran tangan tak kunjung tiba
Karena sibuk dengan urusan pribadi
Kaya harta gono-gini jadi lupa diri

0 Response to "Puisi : Wabah"

Post a Comment

Puisi : Surat Cinta Untuk Pendosa

Hai, apa kabar... Bagaimana keadaanmu ? Apa kau baik-baik saja atau sebagainya ? Sekarang kau tinggal dimana ? Aku tahu kau sedang berse...