Suara Kita : Antara Pegawai Kantoran dan Penyanyi Dangdut

Tidak ada pekerjaan tanpa resiko, itulah yang harus dihadapi semua orang ketika sibuk mengais nafkah untuk masa depan diri sendiri beserta keluarga.
Tetapi tahukah anda, mengapa perbedaan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain dapat menimbulkan gesekan sumbu pendek ?

Jelas ada, semua ini menyangkut masa depan dari pekerja-pekerja di luar sana.
Bayaran kadang tidak sebanding dengan hasil kerja yang bagus, apalagi ketika sudah dijual untuk masyarakat' apakah laku dibeli ?

Semua tergantung kualitas dari bahan baku yang dibuat menjadi produk matang siap pasaran.
Tidak hanya menjual atau membeli, tenaga juga diperlukan untuk mendorong produksi lebih banyak lagi karena permintaan.

Seorang Pegawai Kantoran hidup di rumah mewah dengan fasilitas yang canggih.
Seperti halnya seorang raja yang berkuasa diatas segala-galanya, mereka bergelimang harta dan tidak merasa kekurangan apa pun termasuk kekurangan pangan.

Bila kita sorot gaya hidup mereka, ternyata amat kontras dengan kehidupan seorang penyanyi dangdut yang memiliki suara merdu. Meski terkenal dan punya banyak penggemar, mereka hidup dengan kemampuan finansial yang tidak mencukupi. Mau beli bedak dan gincu untuk mempercantik diri sebelum pentas saja sudah susah apalagi untuk beli makanan pokok sekaliber beras ?

Bayaranlah yang membuat mereka susah memperoleh kedua benda itu, meski berbentuk kecil' bedak dan gincu amatlah penting bagi mereka. Kalau mereka tidak bersolek sebelum bernyanyi melantunkan lagu-lagu melayu, otomatis penonton akan mengritik dan mengejeknya karena tidak cantik.

Ditambah bentuk tubuh yang ideal jadi syarat mutlak untuk mendapat predikat cantik.
Diet dan menjaga pola makan merupakan cara satu-satunya untuk tetap awet langsing agar jangan sampai berurusan dengan dokter.

Kalau sampai berurusan dengan dokter, itu artinya mereka harus operasi sedot lemak agar cepat langsing sehingga sesuai dengan bentuk tubuh idaman. Tetapi, operasi sedot lemak yang biayanya ratusan juta itu tidak mampu mereka lakukan karena bayaran mereka cuma ratusan ribu.

Sedangkan bagi Pegawai Kantoran yang berbadan gemuk, operasi sedot lemak tidaklah begitu penting karena gemuk bukan halangan untuk menjadi seorang abdi negara. Baginya, memperbesar ukuran perut adalah suatu prestasi yang bagus karena gemuk adalah lambang kesuksesan.

Memperbesar ukuran perut juga tidak bagus, karena bisa mengganggu penampilan dan mendatangkan masalah resiko kesehatan. Contohnya bisa terkena obesitas (Kelebihan Berat Badan), bukan hanya bobotnya yang naik tapi juga faktor-faktor ini bisa mendatangkan segala macam penyakit yang berujung pada kematian.

Meski digaji besar, Pegawai Kantoran tidak boleh sembarangan menggunakan uangnya untuk kepentingan yang tidak berguna, Apalagi kalau sampai digunakan untuk bersenang-senang hanya karena alasan merayakan kesuksesan. Bahasa gaulnya disebut foya-foya dan berleha-leha hingga pada akhirnya terjerumus pada dunia hitam.

Kalau sudah terjerumus dunia hitam, bisa saja berkenalan dengan minuman keras dan obat-obatan terlarang. Itulah sebabnya mengapa walau sudah sukses dan hidup enak, kesehatan adalah prioritas utama dalam kehidupan ini. Untuk bekerja siang malam, kita butuh tenaga yang dihasilkan dari kesehatan diri. Kalau sampai jatuh sakit, bisa libur bekerja dan tidak mendapat bayaran' sayangnya banyak yang tidak menyadari bahwa kalau sampai sakit hingga tidak bisa bekerja lagi maka terpaksa dipensiunkan meski masih tergolong muda.

Bagi penyanyi dangdut sendiri, pensiun adalah suatu kata yang jarang disandang oleh mereka.
Sebab, seorang seniman akan tetap bekerja seumur hidupnya tanpa pensiun sama sekali.
Itu artinya sampai mati mereka akan tetap berkarya walaupun hasil karyanya tidak digemari oleh masyarakat lagi semisal waktu muda dulu.

Penyanyi Dangdut di zaman ini harus muda dan energik, ditambah penampilan jadi kekuatan daya tarik bagi pendengar lagunya. Sebab, bernyanyi tanpa diimbangi dengan tampilan diri yang oke' itu bisa mempersulit datangnya popularitas.

(Bersambung)

0 Response to "Suara Kita : Antara Pegawai Kantoran dan Penyanyi Dangdut"

Post a Comment

Puisi : Surat Cinta Untuk Pendosa

Hai, apa kabar... Bagaimana keadaanmu ? Apa kau baik-baik saja atau sebagainya ? Sekarang kau tinggal dimana ? Aku tahu kau sedang berse...