Puisi : Pantat Berkarat


Foto : Via Vallen

Menari-nari sambil bernyanyi
Suara buruk tiada peduli
Uang mengalir ke rekening pribadi
Asal perut selalu terisi

Malam menjelang udara dingin
Diluar banyak penjilat berdarah dingin
Lagi-lagi terlihat disana
Gemerlap lampu panggung menyala

Setan tertawa terbahak-bahak
Riasan wajah terlihat galak
Mau sampai kapan ini terjadi
Pantat berkarat menjijikan sekali

Tiada peduli ocehan masyarakat
Walaupun diri dianggap bangsat
Goyang pantat, pantat berkarat
Lebih berharga dari emas 24 karat

0 Response to "Puisi : Pantat Berkarat"

Post a Comment

Puisi : Surat Cinta Untuk Pendosa

Hai, apa kabar... Bagaimana keadaanmu ? Apa kau baik-baik saja atau sebagainya ? Sekarang kau tinggal dimana ? Aku tahu kau sedang berse...